alexa rank

Jumat, 02 Maret 2012

obat vitamin


MIN

 

Jus Jeruk Ganggu Kerja Obat, Benarkah?



KOMPAS.com - Jika Anda penggemar berat buah atau jus jeruk, tapi di sisi lain sedang menjalani pengobatan jangka panjang dan harus mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, sebaiknya berhati-hati. Mengapa? Karena buah kaya vitamin C ini dapat memengaruhi dan mengganggu kerja dari obat-obatan.

Katherne Zeratsky, ahli gizi dari Mayo Clinic mengatakan, jus jeruk atau produk jeruk lainnya dapat mengganggu beberapa jenis obat tertentu. Zeratsky mengatakan, meskipun interaksi yang ditimbulkan cukup ringan, tetapi pada beberapa kasus hal ini bisa berdampak serius dan menyebabkan masalah kesehatan.
Ia juga mengimbau agar setiap orang melakukan konsultasi ke dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi grapefruit (jeruk) atau produk buah jeruk lainnya apabila sedang mengonsumsi berbagai jenis obat. Apabila memungkinkan, akan lebih baik jika Anda tidak mengonsumsi jeruk sama sekali. Meskipun Anda minum obat dan produk jeruk dalam waktu yang berbeda interaksi tersebut akan tetap ada.

Zeratsky mengungkapkan bahwa ada bahan kimia tertentu yang terkandung dalam buah jeruk yang dapat mengganggu metabolisme berbagai jenis obat dalam sistem pencernaan Anda. Kondisi ini dapat membahayakan pengobatan Anda dan menyebabkan efek samping yang serius.

Selain jeruk masih ada banyak lagi makanan yang dapat memicu interaksi obat. Berikut adalah beberapa contoh obat-obat resep yang dapat memicu interaksi serius jika dikonsumsi bersamaa dengan produk jeruk. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau apoteker untuk melihat apakah obat yang Anda konsumsi juga memiliki interaksi dengan apa yang sering Anda konsumsi :

* Obat anti kecemasan: Buspirone
* Obat anti-aritmia: Amiodarone (Cordarone)
* Antidepresan: Sertraline (Zoloft)
* Antihistamin Fexofenadine: (Allegra)
* Anti-retroviral: Saquinavir (Invirase), indinavir (Crixivan)
* Obat anti kejang: Carbamazepine (Carbatrol, Tegretol)
* Calcium channel blocker (obat hipertensi): Nifedipin (Procardia), Nimodipin (Nimotop), Nisoldipine (Sular)
* Imunosupresan Siklosporin: (Neoral, Sandimmune), Tacrolimus (Prograf), Sirolimus (Rapamune)
* Statin (obat penurun kolesterol): Simvastatin (Zocor), Lovastatin (Mevacor), Atorvastatin (Lipitor)

 

Mineral, Diperlukan Sedikit tapi Berperan Besar



Kompas.com - Dibandingkan dengan "saudara-saudaranya" dalam kelompok gizi seperti vitamin atau protein, mineral kerap terlupakan. Padahal, meski dibutuhkan dalam jumlah sedikit perannya tak kalah penting.

Dr.Linus Pauling, ilmuwan peraih penghargaan Nobel bahkan mengatakan bahwa bila setiap penyakit dan gangguan kesehatan ditelusuri akar masalahnya bisa berasal dari kekurangan mineral.

Mineral sebenarnya sudah cukup dikenal, misalnya saja natrium, kalium, potasium, fosfor, zat besi, magnesium, selenium, dan masih banyak lagi. Mineral bisa didapatkan dari produk susu, sayuran, buah, kacang-kacangan, garam meja, atau daging.

Peran mineral di dalam metabolisme tubuh sebenarnya sangat besar, antara lain untuk kesehatan otot dan tulang, memproduksi energi, fungsi saraf, meningkatkan stamina, hingga mengatur hormon.

"Mineral juga dibagi dalam dua jenis, yakni makromineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 50 mm per hari, serta mikromineral yang kebutuhannya kurang dari 50 mm per hari," kata Susana Msc, kepala divisi riset Nutrifood di Jakarta (24/2/12).

Meski diperlukan dalam jumlah kecil, nyatanya cukup banyak orang yang kekurangan mineral. Menurut data, sekitar 7 dari 10 orang Amerika kekurangan mineral. Sementara itu data di Indonesia tidak tersedia, namun Bank Dunia memperkirakan sekitar 35 persen penduduk kekurangan zinc.

Dampak dari kekurangan mineral tak bisa dianggap remeh, misalnya saja kekurangan kalsium membuat tubuh rentan osteoporosis, pertumbuhan terhambat, atau kekurangan kromium yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

"Walau kekurangan vitamin atau mineral tidak bisa dilihat melalui mata, namun dampaknya terhadap kesehatan sudah cukup mengganggu," kata Susana.

Untuk memastikan kebutuhan zat gizi kita terpenuhi dari makanan, Susana menegaskan pentingnya pola makan yang bervariasi.

"Kalau dulu dalam satu jenis makanan sudah terkandung bermacam zat gizi, sekarang kondisinya berbeda. Beberapa penelitian menunjukkan kandungan gizi dalam bahan makanan sudah jauh berkurang akibat kerusakan alam. Karenanya kita perlu mengasup berbagai jenis makanan setiap hari," katanya.

Ia menjelaskan, mineral memang terkandung di dalam tanah yang akan diserap oleh tanaman yang kita makan atau oleh hewan yang dagingnya kita konsumsi. Tetapi kerusakan alam menyebabkan kadar mineral jauh berkurang.

"Tanah yang sudah erosi umumnya mengandung mineral sedikit. Mineral yang tergerus itu lambat laun berkumpul di laut, karenanya sekarang laut menjadi sumber mineral yang berharga," paparnya.

Beberapa produk bahan makanan, termasuk susu, kini juga mengambil mineral yang berasal dari laut. Misalnya saja alga merah.

"Penelitian menunjukkan kandungan mineral pada rumput laut lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan mineral pada tanaman darat," katanya.

Konsumsi mineral dari tablet suplemen, menurut Susana, kurang disarankan karena justru bisa menyebabkan tubuh kelebihan zat gizi. "Kalau kita mengasup makanan yang bervariasi, ditambah segelas susu, biasanya kebutuhan nutrisi kita sudah mencukupi," pungkasnya.



Anemia, Tanda Kurang Gizi?


KOMPAS.com - Banyak orang yang mengganggap bahwa penyakit kurang rendah dan darah rendah merupakan penyakit yang sama, padahal tidak demikian. Yang disebut anemia bukan penyakit darah rendah, melainkan penyakit kekurangan darah. Darah merah yang sehat merupakan sel darah yang mengandung hemoglobin, sehingga darah merah memiliki kandungan oksigen di dalamnya. Pada kondisi anemia, seseorang tidak memiliki volume darah merah sehat berhemoglobin yang cukup untuk dialirkan ke seluruh jaringan dan organ. Kekurangan volume darah sehat ini bisa menyebabkan adanya gangguan kesehatan pada si penderita, dan membuat penderita menjadi mudah lelah dan sering pusing.
Anemia bisa disebabkan oleh berbagai penyebab, antara lain karena perdarahan hebat, kecelakaan, persalinan, wasir, sampai pembedahan. "Selain itu anemia bisa juga disebabkan oleh karena kekurangan berbagai vitamin dalam tubuh," ungkap dr Saptawati Bardosono, spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu.
Kurangnya beberapa kandungan zat gizi mikro dalam tubuh, seperti vitamin B12, zat besi, asam folat, sampai yodium, juga bisa menjadi penyebab berkembangnya penyakit anemia. Oleh karena itu, menurut perempuan yang akrab disapa dr Tati ini, anemia boleh dibilang menjadi pertanda bahwa Anda menderita kekurangan gizi. Gejala yang ditimbulkan antara lain rasa lelah, mata berkunang-kunang, pusing, sulit berkonsentrasi, kelopak mata, bibir, dan kulit menjadi pucat.
Anemia yang disebabkan oleh kekurangan gizi harus diatasi secepatnya, karena jika tidak, semakin lama gizi yang dibutuhkan akan semakin bertambah banyak dan terakumulasi semakin besar. Akibatnya, penyakit ini akan menjadi penyakit kekurangan gizi akut atau bahkan menjadi gizi buruk. "Jangan sepelekan anemia, sebaiknya atasi sesegera mungkin sehingga Anda memiliki status gizi dan kecukupan gizi yang baik," pungkasnya, sambil menyarankan untuk segera memenuhi asupan vitamin yang dibutuhkan, terutama zat besi, dan asam folat.


Salah Diet Bisa Bikin Kurang Gizi


KOMPAS.com - Ternyata bukan cuma anak-anak yang sering mengalami masalah kekurangan gizi atau gizi buruk. Tanpa disadari, sebenarnya banyak juga orang dewasa -terutama perempuan- yang sering mengalami masalah kekurangan gizi. Salah satu penyebab masalah kekurangan gizi pada perempuan dewasa ini adalah pola atau gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya, karena sering menyantap junk food, atau pemilihan menu makanan yang salah ketika berdiet.
"Sebaiknya berhati-hatilah bila ingin melakukan diet, karena diet yang salah bisa menyebabkan Anda menjadi kurang gizi," tukas dr Saptawati Bardosono, spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kepada Kompas Female, dalam acara Obrolan Langsat "Tango Peduli Gizi", di Rumah Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Beberapa program diet yang biasanya dilakukan banyak perempuan Indonesia adalah diet karbohidrat. Padahal karbohidrat merupakan sumber utama penghasil energi dalam tubuh. "Menghilangkan atau sangat mengurangi asupan karbohidrat kompleks dari daftar menu sehari-hari, bisa mengurangi satu jenis kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh," tambahnya.
Karbohidrat terdiri atas dua macam yaitu karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti gandum, jagung, umbi-umbian, dan sagu, serta karbohidrat simpleks yang didapatkan dari gula dan pemanis buatan lainnya. Sekitar 45  sampai 65 persen kebutuhan energi harian diperoleh diperoleh dari karbohidrat. Maka diet karbohirat akan menghilangkan asupan karbohidrat kompleks dari menu santapan sehari-hari. Sebaiknya dapatkan energi dari asupan karbohidrat kompleks, dan bukan dari karbohidrat simpleks yang bisa berbahaya bagi tubuh. 
Aturan baku gizi sehat per hari
Ketika melakukan diet, umumnya orang hanya mengurangi asupan karbohidrat yang masuk dalam tubuh, namun bukan dalam porsi yang tepat. Selain itu, hitungan kalorinya juga tidak tepat. Untuk kebutuhan energi sehari-hari, orang dewasa membutuhkan paling tidak sekitar 1900 kalori yang diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak, dan dibagi dalam tiga kali waktu makan. Untuk mendapatkan gizi yang seimbang dan tepat maka karbohidrat yang dikonsumsi haruslah sekitar 50-60 persen dari total kalori, sisanya 20 persen didapat dari protein, dan 30 persen dari lemak.
"Ini adalah aturan yang tepat untuk gizi seimbang per hari. Ketika diet, jumlah total kalori ini bisa dikurangi sesuai kebutuhan, misalnya sekitar 1700-1800 kalori," beber Saptawati.
Namun, seringkali kesalahan yang dilakukan adalah bukan dengan mengurangi jumlah kalori total per hari, tapi hanya mengurangi asupan karbohidrat, misalnya hanya makan nasi sekali sehari. Padahal meski melakukan diet dengan 1700-1800 kalori, jumlah minimum karbohidrat 50-60 persen dari total kalori tetap harus dipenuhi. "Saat seperti inilah, artinya perempuan tidak melakukan diet dengan tepat. Mereka menderita kekurangan gizi, tapi tidak menyadarinya," ujarnya.
Kekurangan gizi dalam kadar yang ringan bisa mengakibatkan tubuh lemas dan kurang bersemangat. Dalam kondisi yang parah, bisa mengakibatkan mudahnya tubuh terserang berbagai penyakit, sampai terserang marasmus dan kwashiorkor dimana gizi buruk ditandai dengan tubuh yang sangat kurus dan sering sakit. 


Beda Kurang Gizi dan Gizi Buruk


KOMPAS.com - Banyak orang yang menganggap bahwa anak bergizi buruk adalah anak yang kurus, lemah, dan sakit-sakitan. Hal ini tidaklah salah, namun anak yang sepintas terlihat sehat pun bisa mengalaminya. "Dalam kasus gizi ini, anak-anak bisa digolongkan menjadi anak gizi buruk dan anak gizi kurang," tukas dr Saptawati Bardosono, spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kdokteran Universitas Indonesia kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu.
Ketika tidak mendapatkan asupan gizi yang sesuai usiannya, anak akan mengalami masalah kekurangan gizi. Kurang gizi ditandai dengan badan yang kurus, karena berat badannya kurang untuk anak seusianya. Terlepas dari masalah genetik, tubuhnya juga lebih pendek dibanding anak lain seusianya. Jika masalah kekurangan gizi ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami masalah gizi buruk. "Waktu anak masih kekurangan gizi, sebaiknya segera diatasi dengan memberikan asupan gizi yang cukup. Tapi kalau sudah gizi buruk harus ditangani secara medis," tambahnya.
Sementara itu, anak bergizi buruk lebih mudah terlihat karena gizi buruk ini sangat mempengaruhi fisiknya. Gizi buruk dibagi menjadi dua jenis, yaitu marasmus, dan kwasiorkor. Penderita marasmus ini ditandai dengan tubuh yang sangat kurus, sehingga tulang-tulangnya sangat menonjol. Ibaratnya, hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Sedangkan penderita kwasiorkor memiliki perut yang buncit dan kaki yang membengkak. Biasanya hal ini disebabkan karena anak kekurangan protein.
Penanganan gizi buruk dan gizi kurang
Memperbaiki anak dengan status kurang gizi boleh dibilang lebih mudah daripada anak dengan gizi buruk. Anak bergizi kurang biasanya disebabkan karena kekurangan gizi mikro seperti zat besi, vitamin, atau yodium. Penambahan gizi dalam asupan makanan sangat diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak. Sedangkan untuk anak bergizi buruk, penanganan seperti ini tidak serta merta dapat memperbaiki status gizinya.
"(Status gizi buruk) Harus dimulai dengan pendekatan medis dulu karena sudah masuk dalam tahap yang cukup berbahaya, dan harus ditangani dengan benar," ujar Saptawati.
Biasanya untuk penanganan tahap awal ini, anak bergizi buruk akan diberi pengobatan medis selama dua hari sampai berat badannya meningkat sedikit. Peningkatan berat badan ini berkisar antara lima sampai 10 gram per kilogram berat badannya semula. "Ketika sudah memiliki berat tubuh yang meningkat, anak bisa dikatakan sudah meningkat status gizinya. Kemudian proses selanjutnya harus didukung oleh orangtua masing-masing," beber Saptawati.


Penganut Vegetarian Bisa Kurang Gizi ?


T:
Orang tua saya adalah vegetarian yang hanya mengonsumsi nasi, sayur, buah, dan kacang-kacangan. Cukup gizikah mereka? Karena ada artikel yang menyatakan bahwa pola makan vegetarian bisa menyebabkan kekurangan vitamin B. Apakah perlu tambahan suplemen vitamin? Terima kasih infonya. (Heri Sucipto, 27, yi_wen_bakti@...)
J:
Dear Heri,
Kecukupan zat gizi pada seorang vegetarian sangat tergantung pada diet vegetarian yang dijalankan. Ada macam-macam diet vegetarian seperti lacto-ovo vegetarian (masih mengonsumsi telur dan susu), vegan (hanya mengonsumsi produk tumbuhan), lacto-vegetarian (masih mengonsumsi susu), dan ovo-vegetarian (masih mengonsumsi telur).
Jika dilihat dari menu yang Heri sebutkan, maka orangtua Heri termasuk dalam diet vegan atau strict vegetarian. Zat gizi yang seringkali kurang terpenuhi pada seorang vegan adalah:
* Protein dengan nilai biologis tinggi, yang banyak mengandung asam amino esensial. Protein jenis ini banyak ditemui pada produk hewani.
* Zat besi
* Zat seng
* Kalsium
* Vitamin B12
* Vitamin D
* Asam lemak omega 3
Pada seorang vegan semua kekurangan zat gizi ini dapat ditambahkan melalui suplementasi vitamin, mineral, dan protein. Untuk mengetahui berapa jumlah yang diperlukan, alangkah baiknya jika bisa dikonsultasikan dahulu dengan dokter keluarga, agar mendapatkan dosis yang sesuai dengan kebutuhan orang tua Heri. Semoga puas dengan jawabannya, ya.


Sumber Kalsium Selain Susu


Kompas.com - Bila ingin memiliki tulang kuat, ada dua nutrisi kunci yang harus dipenuhi, yakni kalsium dan vitamin D. Kalsium diperlukan untuk mendukung struktur tulang dan gigi, sedang vitamin D akan meningkatkan penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang.

Bicara mengenai kalsium, ingatan orang pasti langsung menuju kepada susu. Memang ada alasan mengapa susu identik dengan kalsium. Delapan ons susu rendah lemak mengandung 90 kalori dan memenuhi 30 persen kebutuhan harian kalsium.

Kendati demikian masih banyak sumber kalsium lain yang tak kalah hebat dan mudah ditemui sehari-hari.

1. Ikan sardin

Ikan sardin ternyata kaya akan vitamin D dan kalsium. Biasanya ikan kecil ini dijual dalam bentuk kalengan, tetapi akan lebih baik jika Anda mengonsumsi ikan sardin segar.

2. Telur

Meski telur hanya mengandung enam persen dari total kebutuhan vitamin D harian, tetapi bahan pangan ini mudah didapat. Vitamin D dalam telur terdapat dalam bagian kuningnya.

3. Salmon

Ikan ini lebih terkenal akan kandungan omega-3, tetapi salmon berukuran 3 ons mengandung lebih dari 100 persen kebutuhan vitamin D harian. Rutin mengonsumsi ikan ini bukan hanya menguatkan tulang tapi juga menyehatkan jantung. Ikan lain yang kaya vitamin D adalah tuna.

4. Bayam

Tidak suka minum susu? Bayam bisa menjadi alternatif sumber kalsium Anda. Satu cangkir bayam mengandung 25 persen kebutuhan kalsium, ditambah serat, zat besi, dan vitamin A. Selain bayam, Anda juga bisa mendapatkan kalsium dari sayuran berdaun hijau.

5. Jus jeruk

Segelas jus jeruk segar bisa menjadi sumber kalsium dan vitamin D. Beberapa jus jeruk siap minum juga sudah difortifikasi dengan vitamin lainnya.


Antibiotik Tak Efektif untuk Sinusitis



TERKAIT:
Kompas.com - Sinusitis yang berlangsung singkat (akut) ternyata kurang efektif jika diatasi dengan pemberian antibiotik. Ini karena sebagian besar sinusitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau pun alergi.

Dalam penelitian yang dilakukan Dr.Jane Garbutt, peneliti dan dokter anak dari Washington University School of Medicine, terungkap bahwa pemberian antibiotik tidak mempercepat penyembuhan sinusitis.

"Kami melakukan penelitian secara random terhadap pasien dewasa yang didiagnosis menderita sinusitis akut. Setelah dibandingkan dengan pemberian plasebo ternyata tidak ada perbedaan dengan terapi antibiotik," kata Garbutt.

Kendati begitu sekitar satu dari lima resep antibiotik yang beredar di Amerika Serikat ternyata ditujukan untuk mengobati sinusitis.

"Sinusitis akut memang tidak menyenangkan. Sehingga kebanyakan orang ingin penyakitnya menghilang dan antibiotik dianggap bisa mempercepat penyembuhan. Padahal, sinusitis kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus sehingga antibiotik tak banyak membantu," katanya.

Sinusitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan sinus. Rasa sakit di dekat mata, sakit kepala, dan sulit bernapas merupakan gejala yang umum diderita. Pilek dan alergi merupakan penyebab sinusitis yang paling sering, meski terkadang juga dipicu oleh bakteri.

Menurut panduan dari Center for Disease Control and Prevention, pemberian antibiotik hanya ditujukan untuk sinusitis dengan gejala yang moderat atau berat. Pemberian antibiotik yang tidak tepat dikhawatirkan akan meningkatkan resistensi antibiotik.

Penelitian yang dilakukan Garbutt dan timnya itu melibatkan 166 pasien yang menderita sinusitis akut. Mereka dibangi dalam dua kelompok, yakni yang mendapat antibiotik dan mendapatkan obat plasebo alias obat yang tidak memiliki zat aktif.

"Kebanyakan orang yang menderita sinusitis akut akan sembuh sendiri tanpa obat. Tapi mereka merasa jika tidak mendapat antibiotik tidak ada yang bisa dilakukan," kata Dr.Richard Lebowitz, ahli THT.

Padahal, menurut dia ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan sinusitis. Misalnya menghangatkan wajah atau menggunakan obat dekongestan yang disemprotkan ke dalam saluran hidung.

"Infeksi saluran pernapasan atas biasanya terjadi satu atau dua minggu. Perawatan yang diperlukan disesuaikan dengan gejalanya. Tetapi jika keluhannya bertahan sampai lebih dari dua minggu, sebaiknya konsultasikan pada dokter," kata Lebowitz.


6 Jenis Obat Ini Pengaruhi Berat Badan


TERKAIT:
KOMPAS.com - Pola makan yang buruk dan rendahnya aktivitas fisik selama ini kerap menjadi faktor pemicu naiknya berat badan. Namun pernahkah Anda berpikir bahwa konsumsi obat-obatan tertentu ternyata juga dapat memengaruhi berat badan seseorang?

Ya, ini mungkin terdengar aneh, tapi kenyataannya ada beberapa macam jenis obat yang mungkin tidak pernah Anda sadari turut memengaruhi berat badan Anda. Dr Pulkit Sharma, Psikolog Klinis & Therapist Psikoanalitis dari VIMHANS, New Delhi, menyatakan setidaknya ada enam jenis obat yang paling populer yang dapat memengaruhi naik turunnya berat badan seseorang :

1. Antidepresan :  Obat depresi atau antidepresan adalah obat yang digunakan untuk membantu pasien yang mengalami depresi. Tetapi efek sampingnya, obat ini juga dapat memicu kenaikan berat badan Anda. Pengaruh konsumsi obat antidepresan terhadap penambahan berat badan umumnya berbeda-beda untuk setiap orang. Setiap  jenis antidepresan juga memiliki pengaruh yang berbeda terkait kenaikan berat badan. Jenis antidepresan yang umumnya menyebabkan penambahan berat badan adalah antidepresan trycyclic dan monoamine oxidase inhibitor.

2. Pil kontrasepasi : Banyak orang percaya bahwa konsumsi pil KB, dapat berdampak pada kenaikan berat badan. Meskipun banyak yang mempercayainya, tetapi klaim ini tidak didukung oleh bukti penelitian. Sampai sekarang tidak ada bukti konklusif, apakah pil KB benar-benar menyebabkan penambahan berat badan.

3. Obat tidur : Penggunaan pil tidur tampaknya menjadi cara instan untuk mengatasi masalah tidur pada beberapa orang. Namun kandungan melatonin pada obat ini bisa menyebabkan penambahan berat badan. Jika Anda memiliki masalah tidur seperti insomnia, cobalah untuk mengganti pil tidur Anda dengan pengobatan non-obat seperti terapi perilaku kognitif.

4. Obat migren : Banyak orang percaya bahwa obat migrain dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Tetapi dalam beberapa kasus, obat migrain justru lebih besar pengaruhnya terhadap penurunan berat badan bukan penambahan berat badan. Namun Anda harus menghindari penggunaan obat ini untuk menginduksi penurunan berat badan yang mungkin memiliki efek samping berbahaya lainnya.

5. Steroid : Steroid lebih dikenal sebagai obat kuat yang sering digunakan dalam dosis tinggi untuk meningkatkan kekuatan tubuh. Obat jenis ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Namun, besarnya kenaikan berat badan tergantung pada berapa lama obat itu digunakan dan karakteristik masing-masing individu. Bahkan obat ini juga dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh di daerah yang tidak diinginkan.

6. Obat diabetes : Beberapa jenis obat-obatan untuk diabetes seperti, diabinese, insulase (klorpropamid) dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan penurunan berat badan tergantung pengaruhnya pada masing-masing individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan semua obat ini di bawah pengawasan rutin dari seorang profesional medis dan mengikuti diet yang baik dan olahraga teratur.



Nyeri Asam Urat Jangan Dipijat


TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com Hati-hati jika Anda merasa pegal-pegal di sekujur badan, apalagi jika pegal-pegal itu diikuti dengan nyeri di persendian. Jika Anda merasa pegal dan nyeri, maka bisa jadi Anda terkena asam urat.
Asal tahu saja, asam urat terjadi karena ginjal tidak mampu mengatur kadar asam di tubuh sehingga menimbulkan rasa pegal dan nyeri di persendian. "Rasa pegal atau nyeri ini bisa hilang sendiri. Tapi, kalau parah, harus ke dokter," kata Erin Destrini, dokter dari Klinik Jakarta Medical Center (JMC).
Asam urat tergolong parah jika sudah terjadi pembengkakan pada daerah persendian. Pembengkakan ini biasanya dibarengi dengan iritasi sehingga tubuh memerah.
Erin bilang, penderita asam urat tidak disarankan untuk pijat. Pasalnya, pijatan pada sendi yang mengalami pembengkakan bukannya meredakan keluhan nyeri, melainkan malah membuatnya semakin menjadi.
la pun menyarankan agar penderita melakukan pengobatan sehingga kadar asam bisa kembali normal. Kadar asam urat yang normal pada pria adalah 3,5-7 miligram per desiliter (mg/dl) dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. (Sofyan Nur Hidayat)


Cerdas Gunakan Antibiotika


TERKAIT:
KOMPAS.com - Tidak jarang, antibiotika dianggap sebagai obat dewa yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Padahal, antibiotika tidak bisa dikonsumsi untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan virus. Sembarangan mengonsumsi antibiotika hanya membuat tubuh sembutuhkan obat yang lebih kuat. Selain lebih mahal, jika punya efek samping yang juga lebih berat.
Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk membunuh bakteri. "Karena itu, antibiotik diberikan ketika ada tanda-.anda infeksi bakteri," kata Dr. Tonny Loho, Sp.PK(K) dari Divisi Infeksi Departemen Patologi Klinik FKUI-RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Ada banyak jenis antibiotika dan masing-masing bekerja dengan cara berbeda pada berbagai jenis bakteri. Dokter akan memutuskan yang paling balk untuk infeksi yang diderita pasiennya.
Meskipun antibiotika adalah obat yang manjur, obat ini tidak mengobati segala jenis penyakit. Antibiotika tidak manjur melawan penyakit yang disebabkan oleh virus. Jadi obat yang satu ini tidak bisa mengobati flu, sebagian besar penyakit bronkitis akut, hidung meter, dan sebagian besar sakit tenggorokan yang bukan disebabkan bakteri Streptococcus.
Ada bahaya bila kita minum antibiotika ketika tidak membutuhkannya. Antibiotika bakal tidak bisa bekerja secara efektif saat kita benar-benar memerlukannya. Setiap kali kita minum antibiotika, di tubuh bersarang bakteri-bakteri yang tidak bisa dibunuh si antibiotika.
Bakteri ini kemudian bermutasi dan semakin sulit dibasmi. Antibiotika yang biasa digunakan untuk membunuhnya tak lagi mempan. Bakteri tersebut menjadi bakteri yang resisten terhadap antibiotika.
Infeksi Sulit
Bakteri yang makin bandel ini bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius dan lebih lama. Untuk mengobatinya, butuh antibiotika yang lebih kuat dan mahal. Antibiotika lebih kuat ini bisa menimbulkan efek samping dibandingkan dengan antibiotika sebelumnya.
Celakanya, bakteri resisten antibiotika ini bisa menyebar ke anggota keluarga, anak-anak, rekan kerja dan masyarakat sekitarnya. Masyarakat jadi punya risiko terkena infeksi yang semakin sulit dan mahal disembuhkan. Antibiotika yang biasa diresepkan dokter tidak lagi mempan.
Di samping itu, minum antibiotika ketika tak dibutuhkan malah menimbulkan efek samping pusing, diare, dan sakit perut. Antibiotika menyebabkan iritasi dan pembengkakan usus besar.
Ini terjadi karena antibiotika membunuh bakteri normal di usus dan menyebabkan bakteri C. difficile berkembang biak. Alhasil, terjadi diare, demam, dan kram perut. Wanita pun bisa terkena infeksi jamur vagina karena minum antibiotika sebab bakteri baik di vagina ikut terbunuh antibiotika.
"Selain dikonsumsi seperlunya sesuai dengan resep dokter, pasien juga sebaiknya berhati-hati mengonsumsi ketika sedang mengusahakan kehamilan. Katakan kepada dokter sedang dalam program punya anak, sehingga dokter pun akan lebih berhati-hati meresepkan antibiotika. Banyak yang baru tahu dirinya hamil setelah terlambat haid dua minggu. Lebih balk jika seorang talon ibu memberi tahu dokter sebelum itu," kata Dr. Tonny
Pasien juga boleh berinisiatif mengatakan kepada dokter apakah antibiotika pengobatan yang terbaik untuk penyakit yang diderita. Pasien boleh menyatakan kepada dokter tidak ingin mendapatkan antibiotika dan hanya mengonsumsinya ketika dibutuhkan.
Satu hal lain yang harus dipatuhi adalah tidak boleh minum antibiotika yang diresepkan untuk penyakit lain atau obat milik orang lain. Hal ini hanya menyebabkan penundaan pengobatan yang benar dan penderitanya jadi lebih sakit.
"Sebenarnya mudah saja cara agar kita tidak sedikit-sedikit minum antibiotika. Menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan pakai sabun adalah cara yang sangat mudah, tetapi efektif," ujar Dr. Tonny.
Cuci tangan pakai sabun dan dikeringkan dengan lap bersih ini harus dilakukan ketika usai bepergian ke tempat ramai, setelah buang air kecil dan besar, usai memegang hewan, serta sebelum mengolah makanan dan sebelum makan.
Vaksinasi adalah langkah selanjutnya supaya tubuh tidak mudah tertular penyakit yang tak bisa diobati antibiotika, misalnya vaksin flu. Vaksin ini sudah tersedia di rumah sakit tertentu.


Madu Ampuh Obati Luka Kronis


TERKAIT:
KOMPAS.com -  Sudah banyak penelitian yang mengungkap khasiat tersembunyi dari madu sebagai ramuan alami untuk menunjang kesehatan. Ada beragam jenis madu yang tersedia di alam ini, dan salah satu yang terkenal adalah madu manuka.

Madu manuka adalah jenis madu yang sebelumnya diklaim para ahli mampu melawan bakter super. Penelitian terbaru para ilmuwan dari Cardiff Metropolitan University Wales menunjukkan bahwa madu manuka mampu mengatasi infeksi pada luka kronis, sekaligus "menjegal' pergerakan bakteri di dalam luka.

Seperti yang dipublikasikan jurnal Microbiologi, peneliti mengklaim bahwa madu manuka tidak hanya mampu menghancurkan sepenuhnya bakteri Streptococcus pyogenes, tetapi juga menghambat gerak bakteri tersebut untuk dapat menempel pada komponen jaringan luka.

Streptococcus pyogenes adalah jenis bakteri pada kulit normal yang sering dikaitkan dengan luka kronis (sulit disembuhkan). Bakteri yang yang menginfeksi luka ini biasanya akan melebur dan membentuk 'biofilm' atau sebuah penghalang yang membuat obat-obatan tidak bisa menembus luka.

Madu Manuka dipanen dari nektar yang dihasilkan lebah hutan phon manuka yang tubuh di Selandia Baru dan beberapa wilayah Australia. Madu ini juga kerap dijadikan salah satu bahan dalam produk perawatan luka di beberapa negara.  Berdasarkan laporan riset, Madu manuka dipercaya mampu menghambat lebih dari 80 jenis bakteri. Namun sifat antimikroba dari madu belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh kedokteran modern, karena mekanisme kerjanya yang belum sepenuhnya dipahami.

Luka yang terinfeksi dengan bakteri S. pyogenes seringkali sulit sembuh karena terbentuknya biofilm sehingga mempersulit kerja antibiotika dalam melakukan penetrasi.  Problem ini juga menjadi pemicu  terjadinya resistensi antibiotika. Penelitian para ahli di Cardiff Metropolitan University Wales menunjukkan  bahwa madu Manuka dalam konsentrasi rendah dapat mencegah awal terbentuknya biofilm. Madu tersebut juga mampu membunuh hingga 85% bakteri dalam kurun waktu dua jam.

Peneliti mengungkapkan bahwa madu dapat mengganggu interaksi antara bakteri S. pyogenes dan fibronektin protein pada manusia. "Kami menemukan bahwa madu dapat mengurangi ekspresi protein permukaan bakteri, mengikat fibronektin untuk menghambat luka, sehingga mencegah kemungkinan bakteri membentuk biofilm," kata Dr. Sarah Maddocks, salah seorang peneliti.

"Ini adalah sebuah mekanisme yang hanya dapat dilakukan oleh madu manuka dengan cara meminimalkan inisiasi infeksi luka akut dan meminimalkan pembentukan infeksi kronis, "tambahnya.


Hati-hati Gabung Obat Kimia-Herbal


TERKAIT:
Jakarta, Kompas - Penggunaan obat kimia modern dan obat herbal, termasuk jamu, secara bersamaan untuk mengobati penyakit tertentu harus dilakukan secara hati-hati. Penggabungan secara serampangan bisa memperburuk kesehatan.

”Butuh pengetahuan dan penelitian lebih banyak untuk menggabungkan penggunaan jamu dan obat kimia secara bersamaan,” kata Ketua Program Studi Pengobatan Tradisional, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Arijanto Jonosewojo, dalam simposium ”Pentingnya Kualitas Ekstrak Obat Herbal sebagai Produk Perawatan Kesehatan dan Agen Terapetik” di Jakarta, Kamis (9/2).

Uji klinik yang dilakukan di Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya, menunjukkan, penggunaan obat antikolesterol simvastatin ataupun campuran daun jambu, temu lawak, dan jati belanda (obat tradisional) memberikan hasil yang baik jika digunakan secara sendiri-sendiri. Tetapi, jika digabung, hasilnya justru buruk.

Hal yang sama terjadi pada penggunaan metformin dan teh hitam untuk mengobati diabetes. Jika kedua obat itu digunakan sendiri-sendiri, bisa menurunkan kadar gula darah rata-rata selama 1-3 bulan (HbA1C) hampir sama. Namun, jika digabung, penurunan HbA1C justru sangat kecil.

”Jika ingin menggabungkan, obat modern sebaiknya diminum lebih dulu. Setelah 1-2 jam, baru minum obat herbal,” katanya.

Zat aktif dalam obat kimia umumnya lebih cepat diserap tubuh. Adapun obat herbal, selain lebih lambat diserap tubuh, terkadang bersifat mengikat zat dari obat kimia. Akibatnya, efek obat kimia jadi tidak maksimal.

Arijanto, yang juga Kepala Poliklinik Obat Tradisional Indonesia RSU dr Soetomo, mengingatkan, ginseng tidak boleh digabung dengan obat digoxin (obat jantung) karena akan memperburuk kondisi jantung.

Selain itu, bawang putih yang juga merupakan obat herbal antikoagulan tidak boleh digabung dengan obat kimia golongan asetasol atau clopidopril. Hal ini akan menimbulkan perdarahan.

”Masyarakat masih menganggap obat herbal lebih baik dibandingkan obat kimia. Padahal, tidak ada obat herbal yang 100 persen aman dan tidak semua obat kimia buruk,” katanya.

Belum berkembang

Meski bangsa Indonesia mengenal dan merasakan manfaat tanaman obat sejak lama, hingga kini industri obat tradisional Indonesia belum berkembang.

Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Hary Wahyu Triestanto Wibowo mengatakan, saat ini baru terdaftar 6 fitofarmaka dan 31 obat herbal terstandar. Adapun jamu jumlahnya mencapai ribuan.

Jamu adalah tingkat terendah dalam pengelompokan obat tradisional Indonesia. Disusul obat herbal terstandar dan fitofarmaka sebagai tingkat tertinggi.

Untuk meningkatkan status jamu menjadi obat herbal terstandar, harus ada uji nonklinik. Untuk menjadi fitofarmaka, harus dilakukan uji klinik dan uji nonklinik. Proses uji itu butuh biaya investasi besar.

Karena itu, banyak produsen jamu enggan meningkatkan status produknya karena dengan status jamu saja sudah laku. ”Produsen hanya akan meningkatkan status produknya menjadi obat herbal terstandar atau fitofarmaka untuk meyakinkan keamanan produknya pada konsumen dan kepentingan ekspor,” ujarnya.

Rudy Susilo dari Evoria GmbH, Jerman, mengatakan, pengolahan obat herbal di Indonesia banyak yang tak memenuhi standar. Orientasi bisnis produsen lebih besar sehingga kurang memperhatikan aspek keamanan obat bagi konsumen.

Untuk mendapatkan obat herbal yang baik, seluruh proses produksi, mulai dari penanaman tanaman obat, perawatan, panen, pengeringan, ekstraksi, penyimpanan, pembuatan obat, hingga distribusinya, tidak bisa dilakukan asal-asalan.

Bahan baku obat herbal harus bebas dari logam berat, jamur, ataupun pestisida. Proses produksi harus dilakukan secara modern, sama seperti yang dilakukan sebagian obat herbal China.

Menurut Rudy, obat herbal tidak perlu diragukan manfaatnya. Yang harus dijaga adalah agar obat herbal aman dikonsumsi.

”Obat herbal sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu dan menunjukkan khasiatnya,” katanya.

Obat herbal, demikian Arijanto, sebaiknya digunakan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, pemulihan, dan mengurangi penderitaan pasien.

Untuk penyembuhan penyakit, masih disarankan menggunakan obat kimia. Dokter dapat memberikan obat herbal untuk melengkapi obat kimia dengan syarat ada permintaan tertulis dari pasien. (MZW)



Ekstrak Herbal untuk Atasi Batuk Anak


TERKAIT:
Kompas.com - Kendati saat ini di pasaran tersedia berbagai jenis obat batuk farmasi, namun cara-cara yang alami selalu lebih diminati, terlebih untuk mengatasi keluhan penyakit anak. Menyadari hal tersebut PT.Deltomed Laboratories meluncurkan Obat Batuk Herbal Junior yang terbuat dari bahan-bahan herbal.

Meski obat herbal lebih mengandalkan pada sifat warisan turun-temurun, tetapi menurut Mulyo Rahardjo, managing director PT.Deltomed, OB Herbal Junior ini sudah melewati pembuktian ilmiah di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, serta menggunakan teknologi ekstraksi yang modern.

"OB Herbal tergolong dalam obat terstandar dan sudah terbukti aman dikonsumsi untuk anak," katanya dalam peluncuran OB Herbal Junior di Jakarta (9/2/12).

Dijelaskan oleh dr.Abrijanto, business development manager PT.Deltomed, OB Herbal junior ini terdiri dari bahan-bahan herbal yang memang sudah sejak lama dipakai untuk mengatasi batuk seperti jahe, jeruk nipis, kencur, daun thymi, mint, akar manis, dan biji pala. Untuk mengurangi rasa pahit ditambahkan pula madu dalam kandungan produk tersebut.

"Kombinasi ekstrak bahan herbal itu memberikan rasa hangat dan melegakan tenggorokan. Selain itu bahan-bahan herbal itu umumnya memiliki sifat anti radang sehingga bisa mengatasi batuk pada sumbernya, yakni peradangan di saluran napas," kata Abri.

Dia menambahkan, batuk sebenarnya bukan penyakit, tetapi gejala. "Peradangan lama kelamaan akan menyebabkan imunitas tubuh menurun sehingga lebih mudah terkena infeksi," imbuhnya.

Kombinasi bahan-bahan herbal yang tepat, menurut Abdul Mun'im, juga memiliki mekanisme yang saling melengkapi. "Ada herbal yang berfungsi sebagai pengencer dahak, menekan refleks batuk, sampai imunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata ahli herbal dari Program Pascasarjana Herbal Departemen Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Meski begitu, tidak semua gejala batuk bisa disembuhkan dengan obat. Batuk yang disebabkan oleh tumor atau keganasan lain, contohnya. Selain itu batuk yang disebabkan oleh alergi biasanya bisa diatasi dengan menghindari pencetus alerginya.


4 Cara Aman Menggunakan Obat


TERKAIT:
KOMPAS.com - Obat bisa menyembuhkan tetapi bisa pula menjadi racun bagi tubuh Anda. Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan tidak dapat digunakan secara sembarangan dan hanya boleh diberikan oleh pihak-pihak yang memang kompeten di bidangnya.

Meski ada beberapa jenis obat yang dapat Anda konsumsi tanpa resep dokter, tidak berarti bahwa Anda dapat menggunakannya secara bebas. Perlu diketahui, setiap jenis obat memiliki efek samping yang berbahaya jika dalam penggunaannya tidak sesuai dengan dosis dan aturan yang berlaku.

Untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penggunaan obat yang mungkin berakibat fatal bagi kesehatan Anda, berikut ini adalah  4 cara aman menggunakan obat, seperti dikutip situs Caring.com :

1. Buat persiapan

Buatlah daftar resep obat, dan suplemen seperti vitamin, mineral, atau herbal yang Anda dan keluarga butuhkan. Simpan salinan daftar obat tersebut, dan perbaharui secara teratur.

2. Lakukan tinjauan

Setidaknya dalam setahun sekali Anda harus melakukan konsultasi ke dokter umum atau dokter spesialis untuk mendiskusikan jenis obat yang Anda konsumsi. Hal ini untuk memastikan tidak ada reaksi berbahaya yang timbul saat mengonsumsi obat yang berbeda secara bersamaan, mendapat dosis yang tepat, memastikan obat tersebut sesuai dengan usia dan kondisi Anda.

3. Konsultasi ke apoteker


Saat membeli obat ke apotek, tidak ada salahnya jika Anda menemui apoteker dan membicarakan tentang manfaat serta efek samping dari obat yang akan Anda beli. Terkadang apoteker lebih mudah memberikan penjelasan kepada Anda ketimbang berbicara dengan dokter. Seorang apoteker juga memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjelaskan tentang interaksi obat. Jadi jika Anda memiliki kesempatan, tanyakan kepada apoteker untuk meninjau daftar obat yang Anda konsumsi, demi keamanan.

4. Ketika di rumah sakit, proaktif baik sebelum dan setelah operasi.


Sebelum operasi, tanyakan ke dokter apakah ada jenis obat tertentu yang tidak boleh untuk konsumsi. Setelah itu, ketika dokter dan perawat hendak memberikan Anda resep obat, tanyakan kepada mereka (dengan asumsi Anda sadar) untuk menjelaskan tentang kegunaan obat yang mereka berikan dan apa efeknya. Jika Anda belum sadar dalam jangka waktu lama (pasca operasi), minta bantuan kepada orang terdekat Anda untuk melakukan hal tersebut untuk Anda.

 

 

 

 

Hobi Minum Jus Jeruk Berisiko Asam Urat



TERKAIT:
Kompas.com — Penyakit asam urat (gout) memang kebanyakan dialami oleh kaum pria. Namun, bukan berarti wanita bebas dari penyakit yang bisa menyebabkan nyeri sendi ini. Salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko ini adalah kebiasaan minum jus jeruk (orange juice) dua gelas setiap hari.

Selain jus jeruk, minuman kalengan yang manis juga memiliki risiko yang sama jika diminum dua kali sehari. Para peneliti  dari Universitas Boston mengatakan, minuman yang tinggi kandungan gula buah atau fruktosa bisa menyebabkan endapan asam urat yang terkumpul di dalam sendi dan menimbulkan rasa nyeri.

Penelitian tersebut dilakukan dengan cara mengikuti pola makan 80.000 wanita selama 22 tahun. Mereka yang minum orange juice dua gelas setiap hari berisiko 40 persen terkena asam urat. Sementara itu, yang konsumsi minumannya lebih dari dua kali risikonya naik 2,4 kali.

Minuman kaleng yang tinggi gula, seperti soft drink, juga memiliki risiko terkena gout yang tinggi, yakni 70 persen. Karena itu, para peneliti menyarankan  para penggemar minuman manis agar mulai mengurangi kebiasaannya tersebut.

Untuk menghindari penyakit asam urat disarankan untuk mengurangi makanan yang mengandung senyawa purin, seperti sayur bayam, kangkung, bunga kol, jamur, asparagus, melinjo, daging, sarden, jeroan, kepiting, tiram, udang, dan kacang tanah.

Selain karena faktor makanan, peningkatan produksi asam urat dalam darah juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12), penyebab lainnya adalah obesitas, penyakit  kulit (psoriasis, kadar trigliserida yang tinggi).



Jus Jeruk Ganggu Kerja Obat, Benarkah?


TERKAIT:
KOMPAS.com - Jika Anda penggemar berat buah atau jus jeruk, tapi di sisi lain sedang menjalani pengobatan jangka panjang dan harus mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, sebaiknya berhati-hati. Mengapa? Karena buah kaya vitamin C ini dapat memengaruhi dan mengganggu kerja dari obat-obatan.

Katherne Zeratsky, ahli gizi dari Mayo Clinic mengatakan, jus jeruk atau produk jeruk lainnya dapat mengganggu beberapa jenis obat tertentu. Zeratsky mengatakan, meskipun interaksi yang ditimbulkan cukup ringan, tetapi pada beberapa kasus hal ini bisa berdampak serius dan menyebabkan masalah kesehatan.
Ia juga mengimbau agar setiap orang melakukan konsultasi ke dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi grapefruit (jeruk) atau produk buah jeruk lainnya apabila sedang mengonsumsi berbagai jenis obat. Apabila memungkinkan, akan lebih baik jika Anda tidak mengonsumsi jeruk sama sekali. Meskipun Anda minum obat dan produk jeruk dalam waktu yang berbeda interaksi tersebut akan tetap ada.

Zeratsky mengungkapkan bahwa ada bahan kimia tertentu yang terkandung dalam buah jeruk yang dapat mengganggu metabolisme berbagai jenis obat dalam sistem pencernaan Anda. Kondisi ini dapat membahayakan pengobatan Anda dan menyebabkan efek samping yang serius.

Selain jeruk masih ada banyak lagi makanan yang dapat memicu interaksi obat. Berikut adalah beberapa contoh obat-obat resep yang dapat memicu interaksi serius jika dikonsumsi bersamaa dengan produk jeruk. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau apoteker untuk melihat apakah obat yang Anda konsumsi juga memiliki interaksi dengan apa yang sering Anda konsumsi :

* Obat anti kecemasan: Buspirone
* Obat anti-aritmia: Amiodarone (Cordarone)
* Antidepresan: Sertraline (Zoloft)
* Antihistamin Fexofenadine: (Allegra)
* Anti-retroviral: Saquinavir (Invirase), indinavir (Crixivan)
* Obat anti kejang: Carbamazepine (Carbatrol, Tegretol)
* Calcium channel blocker (obat hipertensi): Nifedipin (Procardia), Nimodipin (Nimotop), Nisoldipine (Sular)
* Imunosupresan Siklosporin: (Neoral, Sandimmune), Tacrolimus (Prograf), Sirolimus (Rapamune)
* Statin (obat penurun kolesterol): Simvastatin (Zocor), Lovastatin (Mevacor), Atorvastatin (Lipitor)


Rambut Rontok Tanda Kurang Gizi?


KOMPAS.com - Semua orang, khususnya perempuan, umumnya memang sangat takut bila rambutnya mengalami kerontokan. Kerontokan rambut dikatakan wajar bila jumlah rambut yang rontok berkisar 40-120 helai setiap harinya, dan tidak wajar bila sudah melebihi 120 helai per harinya.
Sebenarnya tak sulit untuk memiliki rambut yang sehat. "Tidak harus ke salon untuk bisa memiliki rambut yang sehat. Kita bisa lakukan sendiri perawatan rambut dan hal lainnya di rumah untuk membuat rambut kita lebih sehat. Yang penting jangan malas," ungkap Alfons, ahli tata rambut, kepada Kompas Female, saat peluncuran Pantene Hair Week di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2011) lalu.

Untuk memiliki rambut indah dan sehat ada dua faktor yang harus dipenuhi, yaitu faktor luar dan dalam. Faktor luar seperti merawat rambut, mulai dari keramas, creambath, dan berbagai treatment lainnya. Sedangkan faktor dari dalam adalah  pola makan Anda. Ternyata, ada hubungan antara pola makan dengan kesehatan rambut.
"Pola makan ini sangat berpengaruh pada rambut. Orang yang sedang diet ketat dan gizinya tak seimbang biasanya rambutnya akan terlihat kusam, rontok, dan tidak bercahaya," tambah Alfons.
Konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang dan pola makan yang sehat akan membuat rambut menjadi sehat, indah, dan bercahaya. Pola makan sehat akan memastikan tubuh Anda memiliki kecukupan vitamin dan mineral. Sebagian besar vitamin dan mineral akan memengaruhi struktur, warna, kemampuan produksi rambut baru, dan keratinisasi rambut.
Jika tubuh kekurangan salah satu vitamin dan mineral, maka poros rambut akan menjadi lemah sehingga menyebabkan rambut rontok. Pola makan yang seimbang, serta diet yang tepat, bisa membantu rambut untuk membentuk ikatan protein kuat, sehingga rambut tahan kerontokan pada kerusakan kutikula yang menyebabkan rambut menjadi kusam.

Kerontokan rambut biasanya dipengaruhi karena kekurangan protein, vitamin B12, asam folat, dan zat besi. Sebanyak 97 persen struktur rambut adalah protein, maka kekurangan asupan protein akan membuat proses regenarasi rambut menjadi terhambat. Paling tidak dalam sehari, konsumsilah minimal 100 gr protein per hari, yang berasal dari daging, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, mentega, dan lainnya.

Sedangkan vitamin lainnya yang juga berpengaruh pada kesehatan rambut adalah vitamin A yang berkontribusi untuk menjaga rambut agar tetap bersinar dan kulit kepala selalu sehat. Kekurangan vitamin A ini juga berpengaruh pada timbulnya uban dan ketombe. Dalam sehari, vitamin A yang dibutuhkan berkisar pada 5.000 IU (International Unit), dan bisa diperoleh dari buah-buahan berwarna merah, kuning, dan oranye, serta sayuran hijau, hati, dan minyak ikan.
Sedangkan faktor kebotakan dipengaruhi oleh minimnya asupan vitamin B dalam tubuh. Vitamin B berperan untuk melancarkan produksi minyak dan menjaga kelembaban serta kesehatan rambut. Sementara itu, kekurangan vitamin C akan membuat rambut menjadi pecah-pecah, karena kolagen pada rambut terhambat pertumbuhannya. Hanya saja, rambut pecah-pecah ini akan terjadi jika seseorang mengalami kekurangan vitamin C dalam jumlah yang banyak. Vitamin C yang dibutuhkan orang dewasa per harinya mencapai 60 mg, dan bisa diperoleh dari buah-buahan.




Mencabut Uban Mengganggu Pertumbuhan Rambut


TERKAIT:
KOMPAS.com — Uban kini bukan hanya masalah orang tua. Perempuan dan laki-laki berusia di bawah 25 tahun juga mulai bermasalah dengan uban. Meski baru muncul satu-dua helai, tetap saja uban mengganggu penampilan. Saat sehelai rambut putih muncul, jangan panik dengan langsung mencabutnya.

Begitu melihat sehelai rambut putih, boleh jadi Anda refleks mencabutnya lantaran mengganggu kecantikan rambut hitam Anda. Kebiasaan ini sebaiknya segera Anda hentikan, dan jangan pernah menularkannya kepada orang lain. Mencabut uban punya banyak dampak buruk, tak hanya terhadap rambut.

Dermatolog, dr Farmanina Santoso, mengatakan bahwa rambut di kepala tumbuh di bawah kulit yang banyak terdapat saraf di dalamnya. Hal itu termasuk rambut putih yang tumbuh karena berbagai faktor, seperti keturunan, gaya hidup, juga stres.

Oleh karenanya, lanjut dr Nina (sapaan akrab dr Farmanina Santoso), mencabut uban akan mengganggu saraf. Akibatnya, sinyal saraf untuk memproduksi warna rambut akan terganggu. "Pertumbuhan dan warna rambut juga akan terganggu karena mencabut uban," katanya di sela-sela peluncuran pewarna rambut Garnier Color Naturals di Plaza Semanggi, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia juga menjelaskan, pertumbuhan rambut terbagi dalam tiga fase, yakni fase pertumbuhan atau anagen yang membutuhkan waktu 2-6 tahun. Selanjutnya fase kotagen selama 3-6 minggu. Kemudian fase telogen, yaitu masa ketika rambut telah tumbuh dan terus memanjang hingga akhirnya rontok. Setelah melewati fase ketiga ini, rambut memulai kembali fase pertumbuhannya dari tahap pertama tadi.

Rambut, secara alami, akan melalui proses perontokan. Uban juga lama-kelamaan akan rontok. Jadi, biarkan saja rambut berproses secara alami, dan jangan pernah dipaksa dengan mencabutnya.

"Mencabut uban juga mengakibatkan sering pusing. Selain itu, rambut juga tidak tumbuh karena folikel yang rusak," ucapnya

1 komentar: